PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ECENG GONDOK Dibangun di Lamongan, Jatim
LAMONGAN -- Eceng gondok yang selama ini hanya dinilai sebagai gulma
akan mengalami revolusi nilai dalam waktu dekat. Tanaman yang bisa
tumbuh di atas air dan rawa-rawa ini akan menjadi sumber pembangkit
listrik.
Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, mengandeng Hyacinth Energy
BV, perusahaan dari Belanda, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
atau ITS Surabaya membangun pembangkit listrik bertenaga enceng gondok
di wilayah itu.
Bupati Lamongan Fadeli, Senin (27/5) mengaku, pihaknya telah
melakukan tanda tangan kerja sama atau nota kesepakatan bersama tiga
instansi itu di "Guest House" Pemkab Lamongan hari ini.
"Pemkab akan maksimal dalam program ini, agar semua tahapan terpenuhi
sehingga di akhir tahun 2013 pembangkit listrik eceng gondok ini sudah
bisa operasional dan berproduksi," ucap Fadeli.
Dengan beroperasinya pembangkit eceng gondok, Lamongan akan menjadi
satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki pembangkit listrik dengan
bahan baku terbarukan, yakni eceng gondok dan sampah organik.
"Di akhir tahun ini, pembangkit listrik itu kita targetkan sudah bisa
operasional dengan produksi listrik 1 mega watt," lanjut Fadeli.
Dikatakannya, eceng gondok selama ini menjadi hama pengganggu yang
sulit dicarikan solusinya, dan di kawasan Bengawan Jero Lamongan, mulai
hulu hingga hilir ditutupi eceng gondok dengan ukuran yang sangat besar.
"Keberadaan pembangkit energi terbarukan ini juga akan mendapat
sokongan dari banyak pihak, seperti PBB yang sudah mengalokasikan dana
sebesar 100 miliar dolar Amerika untuk insentif negara berkembang yang
mau menurunkan emisi dengan menggunakan energi terbarukan," ujar Fadeli.
Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim, DNPI, Rahwat Witoelar
sebelumnya mengatakan, sangat tertarik dengan rencana pemkab membangun
pembangkit listrik dengan bahan baku eceng gondok dan sampah organik.
"Oleh karena itu, saya menjanjikan untuk mengusulkan Lamongan
mendapat dana insentif dari PBB terkait mampu menurunkan emisi dengan
menggunakan energi terbarukan," ucapnya.
Sementara itu, dalam pembangunan tahap pertama, listrik yang mampu
diproduksi akan mencapai 1 mega watt dengan kebutuhan bahan baku eceng
gondok dan sampah organik mencapai 60 ton/hari.
Pembangkit listrik bertenaga eceng gondok ini, juga diklaim ramah
lingkungan karena menghasilkan limbah padat berupa komposit organik yang
bisa menjadi bahan pupuk organik dan limbah cairnya akan dijadikan air
minum dalam kemasan. (Antara/sae)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar